Banyak hikmah yang diperoleh
dari zakat, infak dan sedekah. Hikmat zakat diantaranya:
- Untuk membersihkan jiwa bagi pelakunya (muzzaki). Karena karakter manusia itu adalah kikir, maka dengan zakat diupayakan sifat tidak terpuji itu akan hilang.
- Untuk membersihka harta.
Karena dalam Islam, setiap
harta yang diperoleh itu tidak boleh habis dibelanjakan. Allah titipkan
sebagian hak orang miskin di dalamnya, seperti yang disampaikan dalam surat At
Taubah ayat 103 : "Ambillah zakat dari mereka, guna membersihkan dan
mensucikan mereka".
Sedangkan hikmah yang
didapatkan di dunia dan akherat kelak, Allah menjanjikan bagi orang yang
berzakat bahwa akan dilipatgandakan hartanya dan pahalanya kelak di hari akhir.
Hikmah keberkahan zakat dan
sedekah itu pula yang pernah dan kini selalu dirasakan oleh Yasir Salim
Basweran. Pria yang berprofesi sebagai wirausahawan ini merasakan betul hikmah
dari zakat. Ia menceritakan, tahun 2005 dia merasakan sebuah hikmah dari amal
sholeh yang bernama infaq. Saat itu dia mengalami sebuah ancaman kerugian dari
usaha yang dijalankannya yaitu bisnis kurma, dimana dia keliru dalam
memperhitungkan resiko dari pemesanan kurma yang ternyata tidak sesuai dengan
rencana semula. Kurma yang dipesannya dalam jumlah besar tersebut terlambat
datang sehingga target waktu penjualan yang diinginkannya tidak tercapai.
Akhirnya, investasi yang dia tanamkan untuk mendatangkan kurma tersebut
diambang kegagalan.
Yasir kemudian bercerita, dalam kondisi tersebut, justru salah seorang
saudaranya menawarkan proposal pembangunan sebuah masjid di lingkungan tempat
tinggalnya, dan meminta untuk dipertimbangkan proposal itu baik-baik.
"Lama saya pandangi proposal itu, menurut pikiran saya yang dipenuhi
dengan kerugian berdagang dan kebingungan untuk mengembalikan nilai investasi, proposal
itu sama sekali tidak masuk akal," ucap Yasir.
Tapi tiba-tiba, entah kenapa
saat merenung, sudah banyak tahun merasakan kenikmatan rezeki Allah, bisnis
selalu berkembang dan baru tahun ini merasakan rugi. "Dan saya bersikap
seolah-olah tidak pernah merasakan nikmatnya keuntungan dagang. Kemana keuntungan-keuntungan
dagang saya sebelumnya? Saya kemudian berpikir, sekarang kamu susah,
ingat-ingatlah saat kamu senang, apa yang sudah kamu perbuat? Konstribusimu
mana? Jadi, saya mempertanyakan konstribusi saya untuk keuntungan-keuntungan
yang lalu, yang sudah saya terima, bukan atas kerugian yang saya alami
sekarang," ungkap Yasir.
Yasir kemudian melanjutkan, "Akhirnya saya mengeluarkan infaq. Jumlah yang
menurut saya cukup besar pada saat kondisi sulit tersebut. Saya benar-benar
niatkan sebagai bentuk rasa syukur atas kesuksesan yang kemarin-kemarin, bukan
sebagai jalan keluar dari kesulitan yang sekarang ini."
Di titik itulah, Yasir
mendapatkan keberkahan, tanpa disangka dia menemukan jalan keluar dari
permasalahan. Dia menemukan cara penyimpanan kurma yang mudah dan murah dalam
pembuatan serta penggunaannya. Bukan hanya itu, dia juga mendapatkan hasil
penjualannya yang tidak disangkanya setelah berinfak. "Setelah itu, saya
selalu berpikir bahwa itulah kekuatan infaq. Sehingga pada tahun-tahun berikutnya,
saya berpikir, jika saya punya harta sekian, harus kamu infaqkan sekian. Pada
tahun ini, hartamu ditambah oleh Allah, apakah kamu mau berkurang atau lebih?
Kalau mau lebih maka infaqnya juga harus lebih," ungkap bapak dari 3 orang
putera ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar