قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا

Selasa, 08 Januari 2013

RABU PUNGKASAN (WEKASAN)

A. Latar Belakang dan Komponen Upacara

Upacara Rebo Wekasan merupakan upacara adat yang terdapat di Desa Wonokromo, Kecamatan. Plered, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY. Dengan ibukota propinsi, desa tersebut berjarak 10 km kearah Selatan. Desa ini dibagi menjadi 12 dusun, yaitu Dusun Wonokromo I, Wonokromo II, Karanganom, Ketanggajati, Sarean, Jejeran I, Jejeran II, Brajan, Pandes I, Pandes II, dan Demangan Kapen.
Desa Wonokromo mempunyai wilayah seluas 21,34 km2 dengan penduduk berjumlah 9.150 juta dan Kepala Keluarganya ada 2.367. Dengan melihat data tersebut berarti kepadatan penduduk rata-rata 2.108 juta jiwa/km2 dan jumlah rata-rata 3,87 jiwa/KK, dan jumlah penduduk sebesar 9.150 jiwa, sebagian besar beragama Islam dan yang sebagian kecil ada yang beragama Katholik, Kristen, Hindu, dan Budha. Mengenai fasilitas ibadah dapat dikatakan hampir setiap RW memiliki masjid atau langgar dan di wilayah ini terkenal dengan daerah santri. Menurut Dewanto (1996 : 28), 75 % dan penduduk Wonokromo mempunyai mata pencaharian sebagai petani, 15 % pedagang, dan selebihnya ada yang menjadi PNS, ABRI, dan lain-lain, tukang, swasta.
Mengenai Upacara Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan ini akan dibahas tentang nama upacara, tujuan upacara, cerita/mitos upacara, komponen upacara, dan sesaji/peralatan upacara.

Rabu, 02 Januari 2013

DOWNLOAD ILMU KOMPUTER

MEMBUAT ANAK KREATIF DI DALAM KELAS


Menjadi guru yang baik saat mengajar bukan soal sifat si guru tersebut, tapi soal kemampuan mengatur irama pembelajaran. Guru yang sifatnya baik pun akan cepat marah jika muridnya sering berlaku tidak tertib.

Salah satu hal yang membuat siswa tertib adalah kesibukan yang bermakna. Membuat siswa bisa sibuk namun tetap bermakna memang tantangan semua guru. Ada guru yang senang memberi soal sulit pada siswanya dengan harapan siswanya sibuk dan waktu mengajar dia tidak dipusingkan oleh masalah perilaku.

Padahal sebaliknya hal tadi hanya terjadi pada siswa yang perilakunya memang sudah baik, sementara anak-anak yang lain akan cepat bosan dan justru membuat ulah karena merasa gurunya memberi pekerjaan sulit tanpa jalan keluar. Karena pekerjaannya sulit membuat anak -anak yang memang sudah bermasalah pada perilaku akan timbul lagi keinginannya untuk membuat keributan, dan ujung-ujungnya guru akan merasa gagal dalam mengajar siswanya di hari itu.

BAGAIMANA MENJADI PENDIDIK YANG BAIK


Seorang guru adalah seorang pendidik. Pendidik ialah “orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing”.(Ramayulis,1982:42) Pendidik tidak sama dengan pengajar, sebab pengajar itu hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran kepada murid. Prestasi yang tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang pengajar apabila ia berhasil membuat pelajar memahami dan menguasai materi pengajaran yang diajarkan kepadanya. Tetapi seorang pendidik bukan hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pengajaran kepada murid saja tetapi juga membentuk kepribadian seorang anak didik bernilai tinggi. (Ramayulis, 1998:36).
Untuk menjadi seorang pendidik yang baik, Imam Al-Ghazali menetapkan beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang guru. Tulisan berikut ini merupakan kutipan yang diambil oleh penulis dari buku Abuddin Nata (2000:95-99) ketika menjelaskan kriteria guru yang baik dari kitab Ihyaa Ulumuddin yang merupakan karya monumental Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali.