قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا

Rabu, 10 Februari 2021

Rangkuman Kelas 4 | Tema 7 | Indahnya Keragaman di Negeriku

 


A. Bahasa Indonesia

Cerita Fiksi: cerita yang tidak benar-benar terjadi.

Fabel: cerita tentang kehidupan hewan yang berperilaku seperti manusia untuk menyampaikan pesan moral terkait perilaku manusia.

Cerita Rakyat: cerita yang disampaikan secara turun-temurun secara lisan dan bersifat anonim.

Legenda: cerita rakyat yang dihubungkan dengan tokoh sejarah dan dibumbui dengan kesaktian tokoh-tokohnya dan dianggap benar-benar terjadi. Umumnya menceritakan tentang asal mula terbentuknya suatu tempat.

Ciri-ciri Legenda:

  1. Dianggap sebagai kejadian nyata yang benar-benar terjadi di masa lampau.
  2. Bersifat keduniawian.
  3. Tokoh legenda umumnya manusia yang memiliki kesaktian tertentu.
  4. Berupa sejarah kolektif, yaitu sejarah yang banyak mengalami pemutarbalikan fakta.
  5. Bersifat berpindah-pindah sehingga ceritanya dikenal oleh daerah lain.
  6. Menceritakan tokoh yang hidup di zaman tertentu.

Dongeng: cerita yang menghibur dan mengandung nilai pendidikan, penuh khayalan, dan cocok diceritakan kepada anak-anak.

Bermain Peran: usaha memecahkan masalah melalui diskusi, peragaan, analisis, dan pemeranan dengan cara menghayati peran yang dibawakan dengan emosi yang sesuai.

B. IPS

B.1. Keragaman di Indonesia

Keragaman Budaya: variasi jenis-jenis budaya yang dihasilkan oleh berbagai suku bangsa, berkaitan dengan kekayaan alam dan luasnya wilayah.

Keragaman Sosial dan Budaya: sumber daya yang membuat Indonesia dikenal dunia.

Keragaman Ekonomi: berbagai jenis mata pencaharian penduduk, misal: petani, nelayan, pedagang, dan pengusaha.

Jenis-jenis Keragaman Budaya:

  1. Suku Bangsa: Jawa, Sunda, Madura, Bugis
  2. Bahasa Daerah: Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Bali, Bahasa Banjar
  3. Rumah Adat: Rumah Joglo (Jawa Tengah), Rumah Gadang (Sumatera Barat)
  4. Tarian Daerah: Tari Jaipong (Jawa Barat), Tari Piring (Sumatera Barat)
  5. Pakaian Adat: Kebaya (Jawa Tengah), Baju Bodo (Sulawesi Selatan)
  6. Upacara Adat: Upacara Ngaben (Bali), Upacara Yadnya Kasada (Jawa Timur)
  7. Lagu Daerah: Ampar-ampar Pisang (Kalimantan Selatan), Manuk Dadali (Jawa Barat)
  8. Makanan Daerah: Gudeg (DI Yogyakarta), Ayam Taliwang (Nusa Tenggara Barat)
  9. Senjata Tradisional: Kujang (Jawa Barat), Rencong (Nanggroe Aceh Darussalam)

Suku Bangsa/Etnis: golongan manusia yang mengidentifikasikan diri dengan sesamanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama, merujuk kepada kesamaan budaya, bahasa, agama, dan perilaku.

Ciri Suku Bangsa:

  1. Bersifat tertutup dari kelompok lain
  2. Memiliki nilai dasar yang tercermin dalam kebudayaan
  3. Memiliki komunikasi dan interaksi

Contoh Suku Bangsa di Indonesia:

  1. Suku Jawa – Pulau Jawa
  2. Suku Batak dan Nias – Sumatera Utara
  3. Suku Minangkabau – Sumatra Barat
  4. Suku Sunda – Jawa Barat
  5. Suku Betawi – DKI Jakarta
  6. Suku Madura dan Tengger – Jawa Timur
  7. Suku Dayak dan Banjar – Pulau Kalimantan
  8. Suku Sasak dan Sumbawa – Nusa Tenggara Barat
  9. Suku Bugis dan Toraja – Sulawesi Selatan
  10. Suku Sentani dan Asmat – Papua
  11. Etnis Tionghoa: Tionghoa Peranakan dan Tionghoa Totok

Keragaman Agama di Indonesia:

  1. Islam
  2. Kristen Protestan
  3. Katolik
  4. Hindu
  5. Budha
  6. Konghucu

Dalam menghadapi keragaman agama, kita harus menjalankan sikap toleran, saling menghormati, dan bekerja sama antarpemeluk agama agar tercipta kerukunan.

B.2. Jenis-jenis Masyarakat Berdasarkan Jenis Wilayah

Penyebaran Suku Bangsa:

  1. Adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan baik di wilayah yang ditinggali.
  2. Keinginan mencari daerah yang lebih subur, lebih berkembang, dan/atau lebih aman.
  3. Bisa terjadi dalam satu pulau atau berpindah ke luar pulau.

Ciri Dasar Perbedaan Suku Bangsa:

  1. Bahasa daerah
  2. Adat istiadat
  3. Sistem kekerabatan
  4. Kesenian daerah
  5. Tempat asal

Dataran Rendah: hamparan tanah lapang berketinggian tidak lebih dari 200 meter di atas permukaan laut, umumnya berdekatan dengan pantai dan hilir sungai dan padat penduduk karena daerahnya lebih subur.

Ciri Masyarakat Dataran Rendah:

  1. Mata pencaharian bervariasi, mulai dari petani, pedagang, guru, dokter, sopir, dan lain-lain.
  2. Penghasilan masyarakatnya juga bervariasi sehingga menimbulkan keragaman tingkat sosial dan ekonomi.
  3. Sarana dan prasarana umum tersedia dengan baik sehingga menunjang pembangunan dan pendidikan.

Ciri Masyarakat Pesisir:

  1. Tinggal dan beraktivitas di wilayah pesisir laut.
  2. Memiliki mata pencaharian yang bergantung pada potensi wilayah dan sumber daya pesisir dan lautan.
  3. Sebagian besar masih menganggap bahwa laut memiliki kekuatan magis sehingga umumnya melakukan ritual tertentu untuk menyanjung lautan.
  4. Umumnya, masyarakat yang bekerja sebagai nelayan tergolong sebagai kelas rendah.

Perbedaan Masyarakat Pesisir, Dataran Rendah, dan Dataran Tinggi:

C. PPKN

Pengamalan Sila Pertama – Ketuhanan Yang Maha Esa:

  1. Percaya dan takwa kepada Tuhan YME sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
  2. Menjalankan perintah agama sesuai ajaran agama yang dianut.
  3. Saling menghormati antarpemeluk agama dan memberikan kebebasan menjalankan ibadah.

Pengamalan Sila Kedua – Kemanusiaan yang Adil dan Beradab:

  1. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
  2. Adanya pengakuan terhadap harkat dan martabat manusia.
  3. Berlaku adil dalam bermasyarakat.

Pengamalan Sila Ketiga – Persatuan Indonesia:

  1. Rela berkorban untuk kepentingan bersama.
  2. Menggunakan produk Indonesia.
  3. Bekerjasama dan bergaul dengan teman dari berbagai suku.

Pengamalan Sila Keempat – Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan:

  1. Berdiskusi untuk menyelesaikan masalah bersama.
  2. Menjalankan musyawarah.
  3. Menghargai teman yang berpendapat.

Pengamalan Sila Kelima – Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia:

  1. Menjunjung tinggi nilai kekeluargaan.
  2. Menghargai hasil karya teman.
  3. Menghormati hak dan kewajiban teman.

Perilaku yang Bertentangan dengan Pancasila:

  1. Tidak mau bekerjasama.
  2. Mementingkan kepentingan pribadi.
  3. Suka merendahkan teman.

D. SBdP

D.1. Karya Seni Tiga Dimensi

Karya Seni Tiga Dimensi: karya seni rupa yang bisa dilihat dan diraba permukaannya. Contoh: seni patung, seni kriya, seni keramik, seni arsitektur, desain produk.

Jenis Karya Seni Tiga Dimensi:

  1. Benda Hias (dinikmati keindahannya)
  2. Benda Pakai (dinikmati keindahannya dan dipakai sesuai fungsinya)

Bahan-bahan Pembuatan Karya Seni Tiga Dimensi:

  1. Kayu: keras, untuk diukir atau dipahat
  2. Batu: keras, untuk diukir atau dipahat
  3. Logam: keras, untuk diukir atau dipahat
  4. Semen dan gipsum: umumnya dibuat dengan cetakan sampai mengeras
  5. Tanah liat: lunak dan mudah dibentuk

Tekstur sebagai Unsur Karya Seni Tiga Dimensi: sifat permukaan suatu benda, seperti halus, kasar, licin, mengilap, dan lain sebagainya.

Jenis Tekstur:

  1. Tekstur Nyata: memiliki nilai yang sama antara hasil penglihatan dan rabaan.
  2. Tekstur Semu: memiliki nilai yang berbeda antara hasil penglihatan dan rabaan.

D.2. Seni Ukir

Seni Ukir: seni membentuk gambar pada bahan keras (kayu, batu) yang dikenal di Indonesia sejak 1500 SM.

Kerajinan Ukir: benda hias atau benda pakai yang dibuat dengan teknik ukir.

Teknik Ukir: teknik mengukir menggunakan alat pahat yang terbuat dari besi/baja.

Jenis-jenis Teknik Ukir:

  1. Carving: seni memotong bagian datar dari kayu agar ukiran tampak tiga dimensi menggunakan pahat, palu, dan pisau ukir. Kayu digambar terlebih dahulu sebelum diukir.

2. Chip Carving: digunakan untuk membuat patung atau benda lain yang berukuran besar, menggunakan kapak dan pahat yang lebih besar sehingga prosesnya lebih rumit.

3. Mengerik: cara paling sederhana dalam mengukir karena hanya membutuhkan sepotong kayu dan pisau ukir.

D.3. Menganyam Kerajinan Bambu

Batang Bambu: bahan yang kuat dan fleksibel.

Menganyam: merangkai benda berbentuk pipih atau bulan memanjang dengan tumpang tindih dan saling susup menyusupi, terdiri atas pakan (bagian yang menyusup) dan lungsi (bagian yang disusupi).

Hasil Kerajinan Anyaman: keranjang, bakul nasi, tas belanja.

Bahan Anyaman Selain Bambu: daun kelapa, kertas, pita.

Teknik Anyaman:

  1. Anyaman Tunggal: menganyam satu-satu bergantian selangkah demi selangkah.
  2. Anyaman Bilik: teknik anyaman dua-dua, menyilang secara berurutan dan bersamaan.


E. IPA

Gaya: besaran berupa tarikan atau dorongan yang membuat benda bergerak.

Jenis-jenis Gaya:

  1. Gaya Otot: dihasilkan oleh tenaga otot manusia/hewan. Contoh: menendang bola, membawa air dalam ember.

2. Gaya Gesek: dihasilkan oleh dua permukaan benda yang saling bersentuhan, besar kecilnya gaya dipengaruhi kasar halusnya permukaan benda. Contoh: mengerem sepeda, gesekan alas sepatu dengan lantai agar kita dapat berjalan tanpa tergelincir.

3. Gaya Pegas: membuat benda memantul atau terlontar seperti pegas. Contoh: bermain ketapel.

4. Gaya Magnet: tarikan atau dorongan yang dihasilkan magnet, tidak tampak tetapi dapat menarik benda logam yang ada di dekatnya. Contoh: kutub utara dan selatan bumi (magnet alam), magnet batang/silinder/bentuk U/tapal kuda (magnet buatan).

5. Gaya Gravitasi: gaya tarik yang menyebabkan semua benda di permukaan bumi tertarik menuju ke arah bawah (pusat bumi), besarnya dipengaruhi ketinggian tempat. Contoh: apel jatuh dari pohon.

6. Gaya Listrik: menghasilkan energi listrik yang berguna untuk menyalakan alat elektronik. Contoh: televisi, kipas angin.

Rangkuman ini dibuat dengan mengacu pada Buku Tematik dan berbagai sumber lainnya.


Di salin dari : https://sdplusrahmat.sch.id/rangkuman-kelas-4-tema-7-indahnya-keragaman-di-negeriku/ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar